Sayang, aku ingin putus
Saat aku sedang  tidak ada kerjaan, tiba-tiba ada seseorang yang  mengirimi ku sms. “Anggi” isi smsnya. Aku pun langsung membalas nya  dengan bertanya “siapa ini?”. Dia mengaku sebagai ahmad teman sekelas  ku. Aku masih belum percaya bahwa dia adalah ahmad, akhirnya aku  bertanya dengan teman-temanku apakah mereka mengetahui nomor siapa ini.  Ternyata nomor itu adalah milik Rendi teman sekelas ku juga, ia  mendapatkan nomor ku dari salah satu teman ku.
Setelah  itu, kami jadi sering smsan. Aku awalnya tidak memiliki perasaan  apa-apa kepadanya, tapi suatu saat dia menembakku dan aku tidak bisa  menerimanya karna aku menganggap dia hanya teman. Dia tidak putus asa,  beberapa kali dia menembak ku lagi sampai akhirnya aku menerima nya  karna aku memiliki perasaan yang sama dengan nya, tapi saat aku menerima  nya aku berkata bahwa aku tidak dibolehkan berpacaran selama sekolah,  jadi kita tidak bisa ketemuan atau ngedate. Ia pun menyanggupinya.Kami berpacaran hanya lewat sms dan telfon, di sekolah pun kami jarang  berbicara karna kami tidak mau teman-teman kami yang lain tau bahwa kami  berdua berpacaran. Selama itu kami banyak menghadapi masalah sampai  harus putus nyambung putus nyambung. Suatu saat aku ketahuan berpacaran  oleh orang tua ku, akhirnya hp ku disita dan kami tidak berhubungan  lagi. Ketika hp ku dikembalikan, aku menghubungi rendi lagi dan kami pun  berpacaran kembali.
***
Saat itu sandi ingin sekali menemuiku, tapi aku tidak mau karna takut  ketahuan. Kami pun sepakat untuk bertemu didepan jendela kamar ku pada  jam 3 subuh. Ketika kami bertemu, kami senang sekali walau dibatasi oleh  teralis jendela kamarku. Tapi sayang, saat itu juga mama ku masuk ke  kamar ku dan melihat ada rendi di depan jendelaku. Rendi pun langsung  pergi dan aku hanya bisa diam saat orang tua ku memarahiku. Hp ku  kembali disita selama berbulan-bulan dan kami tidak ada berhubungan sama  sekali. Aku mengira bahwa rendi telah memiliki kekasih yang baru dan  melupakanku, padahal saat itu aku masih sangat sayang kepadanya.
Setelah 6 bulan, hp ku pun dikembalikan tapi aku tidak menghubungi  rendi. Pada tanggal 23 februari saat dia berulang tahun, ku beranikan  diriku untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Aku kira dia  tidak akan membalas sms ku, tapi ternyata dia membalas sms ku dengan  ucapan terima kasih. Bermula dari sanalah hubungan kami terjalin lagi.
***
Saat pembagian kelas, aku dan sandi sekelas lagi, tapi orang tua ku  tidak menyetujuinya dan meminta kepada guruku untuk memindahkan ku ke  kelas yang lain. Aku pun rela dipindahkan dan tidak sekelas lagi dengan  rendi. Tapi, kami masih berhubungan baik walaupun aku terkadang cemburu  dengan nya yang sekelas dengan mantannya. Di saat seperti itu, aku  biasanya meminta rendi untuk menelfon ku dan ku ceritakan semua  unek-unekku kepadanya. Tidak jarang di telf aku menangis dan rendi juga  ikut menangis.
Sebenarnya aku ingin kami tidak berhubungan lagi karna aku tidak mau  terus-terusan membohongi orang tua ku, aku dulu berjanji bahwa aku tidak  mauberpacaran lagi tapi ternyata aku tetap berpacaran. Berbagai cara ku  coba untuk membuat rendi benci kepadaku dan meninggalkan aku. Saat itu  aku hanya bisa berkata bahwa aku tidak akan bisa membuat mu bahagia  karna keadaan ku yang terlalu di kekang dan aku tidak pernah bisa  mengerti kamu. Tapi rendi selalu saja berkata “tujuan hidup ku hanya  kamu vita, jadi kalau kita putus, aku tidak punya tujuan hidup lagi. Aku  hanya ingin nanti kita bisa menikah dan bersama selamanya. Aku akan  selalu mengerti keadaan mu dan memahami segala kekurangan mu”.  Aku  hanya bisa menangis mendengar perkataannya.
Suatu saat aku ingin benar-benar ingin rendi meninggalkan aku dan  memberinya kebebasan untuk mencari wanita lain yang lebih baik dari ku,  yang dibolehkan pacaran oleh orang tua nya sehingga wanita itu bisa  membahagiakan rendi. Aku akhirnya meminta kepada rendi untuk putus  dengan alasan aku sudah tidak tahan dan tidak sayang lagi dengan nya,  padahal aku sangat sayang kepadanya. Aku tau itu menyakitkan baginya,  tapi hanya cara itulah yang bisa ku lakukan. Rendi pun bersedia untuk ku  putuskan.
Setelah beberapa lama tidak berhubungan dengan rendi, aku merasa sangat  kesepian dan hampa. Aku hanya dapat berharap suatu saat kami bisa  bersama, kalau pun tidak bisa semoga saja dia mendapatkan kebahagiaan  dengan wanita pilihan nya. Amin.
***
0 Response to "Sayang, aku ingin putus"
Post a Comment